Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keunikan Sejarah Adat Istiadat Budaya Suku Jawa Daerah Jawa Tengah

Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Jawa-Daerah-Jawa-Tengah
Keunikan Sejarah Adat Istiadat Budaya Suku Jawa Daerah Jawa Tengah  Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Jawa-Daerah-Jawa-Tengah

Adat Istiadat Budaya Suku Jawa - Suku jawa adalah suku terbesar yang tersebar di seluruh wilayah di indonesia . Hampir setiap wilayah ibukota di indonesia terdapat suku jawa.

Orang Jawa memang menguasi di berbagai bidang terutama bidang pemerintahan hampir seluruh presiden RI berasal dari Suku Jawa. Penduduk suku Jawa ini merupakan penduduk yang jumlah nya terbesar di Nusantara Indonesia.

Jumlah dari penduduk suku Jawa ini hampir mencapai setengah dari seluruh jumlah populasi penduduk yang tinggal di Negara Indonesia
Dengan banyaknya suku jawa , maka adat istiadat jawa sudah tidak asing lagi bagi penduduk indonesia, Adat istiadat suku jawa sering dipakai dalam kegiatan-kegiatan nasional yang di selenggarakan oleh pemerintah.

Kebanyakan adat istiadat suku jawa ini memiliki sumber dari kepercayaan-kepercayaan nenek moyang pada zaman dahulu, tetapi adat istiadat suku Jawa ini tidak memiliki sumber selain sumber utama nya adalah Agama Islam, kebanyakan dari penduduk Jawa ini rata-rata semuanya hampir memeluk Agama Islam.

Maka dari itu, hal demikian banyak sekali dari penduduk Jawa yang mulai meninggalkan ritual-ritual pelaksanaan dalam adat istiadat suku Jawa.

Karena bagi mereka ketika mengikuti ritual-ritual adat ini banyak yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran didalam Agama Islam.

Seperti yang sudah disebutkan didalam pelaksanaan adat istiadat suku Jawa ini, bahwa didalam adat istiadat suku Jawa ini memiliki berbagai aspek kehidupan manusia.

Berikut adalah Keunikan Sejarah Adat Istiadat Budaya Suku Jawa Daerah Jawa Tengah

1. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Sekaten

Didalam suku jawa adanya upacara sekaten ini merupakan bentuk rasa hormat masyarakat Jawa kepada Baginda Nabi Rasulullah SAW yang mana Rasulullah SAW ini sudah menyebarkan agama yang mulia (Islam) di tanah Jawa ini.

Selain itu, upacara sekaten juga merupakan upacara peringatan kelahiran Rasulullah SAW yang mana upacara sekaten ini diadakan selama 7 hari.

Pada saat ini upacara sekaten ini masih dilestarikan di kawasan kerajaan-kerajaan, seperti di Yogyakarta dan Kota Solo. Bahkan ketika upacara sekaten dimulai, dari pihak kerajaan keraton didaerah Surakarta ini mengeluarkan 2 jenis alat musik gamelan, yaitu gamelan Guntur Sari, dan gamelan Kyai Gunturmadu.

2. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Kenduren

Pada awalnya, upacara kenduren ini menggunakan doa-doa agama budha atau menggunakan doa-doa agama hindu. Kemudian setelah mengalami penggabungan dengan agama Islam, digantikanlah doa-doa itu menjadi doa-doa yang biasa digunakan di agama Islam.

Begitu juga dengan sesaji yang dulu biasanya digunakan ketika adanya upacara kenduren ini, namun pada saat ini sesaji-sesaji itu tidak di gunakan lagi. Untuk saat ini upacara kenduren ini hanya ditujukan untuk makan-makan bersama, itupun sebagai tanda syukur kepada Allah SWT, bukan untuk persembahan-persembahan seperti budaya Kejawen pada zaman dulu.

3. Upacara Larung Sesaji

Upacara larung sesaji adalah upacara yang digelar orang Jawa yang hidup di pesisir pantai utara dan Selatan Jawa.

Upacara ini digelar sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil tangkapan ikan selama mereka melaut dan sebagai permohonan agar mereka selalu diberi keselamatan ketika dalam usaha.

Berbagai bahan pangan dan hewan yang telah disembelih akan dilarung atau dihanyutkan ke laut setiap tanggal 1 Muharam dalam upacara adat Jawa yang satu ini.

4. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Tedak Sinten

Tedal siten ini adalah selamatan, yang mana didalam kebudayaan adat Jawa harus mengadakan tedak siten. Selamatan ini dimulai dari si bayi sudah mulai bisa belajar berjalan.

Di beberapa bagian kawasan lain yang berada di Negara Indonesia mengenal tradisi ini dengan sebutan nama turun tanah.

Dalam upacara tedak siten ini tidak ada maksud tujuan lain/tujuan yang berkaitan dengan hal-hal mistik. Upacara tedak siten ini tujuannya hanya untuk mengungkapka rasa syukur kepada sang pecipta, karena Allah telah memberikan nikmat kesehatan, dan nikmat kesempurnaan fisik pada sang bayi.


5. Adat Istiadat Suku Jawa saat Upacara Kematian

Ketika salah satu masyarakat suku Jawa meninggal, ritual adat istiadat pun tak lepas mengiringi. Ritual ini dimaksudkan agar orang nan meninggal dapat mendapatkan loka nan baik di akhirat.

Sebelum mayat dibawa ke pekuburan, ada ritual spesifik nan dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dari si mayat. Ritual nan biasa dilakukan ialah brobosan , yaitu melintas di bawah mayat nan sudah ditandu dengan cara berjongkok.

Ritual adat istiadat pun belum selesai hingga di situ. Ritual nan menyertai kematian ini juga disebut dengan istilah slametan. Slametan ini dilakukan selama tujuh hari berturut-turut dan dilakukan di malam hari.

Pada setiap malam dibuat aneka jenis makanan nan nantinya dibagi kepada orang-oarng nan datang. Bentuk acaranya dikenal dengan istilah tahlilan, karena di loka itu ada pembacaan ayat-ayat Al-Quran dan juga bacaan tahlil.

Ritual ini juga memiliki tujuan buat mendoakan si mayat nan telah meninggal. Slametan ini tak hanya dilakukan sampai tujuh hari ini saja tapi masih banyak slametan nan menyertai kematian dari seorang suku jawa.

Ada slametan empat puluh hari nan dilakukan empat puluh hari setelah hari kematian. Dan juga slametan seratus hari yaitu nan dilakukan seratus hari setelah kematian.

Setiap tahun pun juga masih dilakukan buat mengenang orang nan telah meninggal. Setahun pertama setelah meninggal, biasanya, pihak keluarga nan ditinggalkan akan mengadakan selamatan pendak siji, tahun kedua disebut dengan pendak loro, hinggapendak telu atau selamatan nan dilakukan di tahun ketiga.

6. Adat Istiadat Suku Jawa saat Upacara Pernikahan

Selain dalam menyambut datangnya bayi dalam kehidupan, dalam pernikahan masyarakat jawa juga memiliki beberapa adat istiadat khusus. Hal ini juga dimaksudkan buat membuat pernikahan memperikan pengaruh nan baik buat kedua mempelai pengantin dan juga buat kedua keluarga.

Adat istiadat suku Jawa juga sering dilaksanakan saat upacara pernikahan. Masyarakat suku Jawa percaya akan adanya hari nan baik buat melaksanakan pernikahan.

Hari baik tersebut, biasanya, berpatokan pada buku primbon Jawa. Jadi, tak semua hari bisa dilaksanakan acara pernikahan ini. Hari dan tanggal aplikasi pernikahan ditentukan berdasarkan hitungan weton antara kedua calon mempelai.

Ada hari-hari dan bulan-bulan eksklusif nan tak boleh dilakukan acara pernikahan sebab dipercaya jika dilakukan pernikahan pada hari-hari tersebut maka akan memberikan pengaruh nan jelek terhadap kehidupan pernikahan nan telah dibangun.

Sebulan sebelum acara pernikahan berlangsung, calon pengantin suku Jawa tak diperbolehkan buat saling bertemu. Spesifik calon mempelai wanita, biasanya, akan dipingit .

Ritual pingitan ini ditujukan buat mempersiapkan fisik dan mental yang  akan memasuki jenjang pernikahan. Sehari sebelum acara pernikahan, calon mempelai wanita kembali melakukan ritual.


8. Upacara Adat Kelahiran Suku Jawa

Upacara tradisional ini menyimbolkan penghormatan sanak keluarga yang masih hidup kepada orang tua dan leluhur mereka.

Salah satu tradisi kelahiran dalam budaya Jawa adalah Selapanan. Upacara Selapanan bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi. Perlengkapan upacara yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

– Golongan bangsawan: Nasi tumpeng gudangan, nasi tumpeng kecil yang ujungnya ditancapi tusukan bawang merah dan cabe merah, bubur lima macam, jajan pasar, nasi golong, nasi gurih, sekul asrep-asrepan, pecel ayam, pisang, kemenyan, dan kembang setaman diberi air.

– Golongan rakyat biasa: Tumpeng nasi gurih dengan lauk, nasi tumpeng among-among, nasi golong, jenang abang putih, ingkung dan panggang ayam.

Upacara terakhir dalam rangkaian selamatan kelahiran yang dilakukan pada hari ke 36 sesuai dengan weton atau hari pasaran kelahiran si bayi. Selapanan diadakan setelah maghrib dan dihadiri oleh si bayi, ayah, dukun, ulama, famili dan keluarga terdekat

Demikian Keunikan Sejarah Adat Istiadat Budaya Suku Jawa Daerah Jawa Tengah

Baca Juga Artikel

Sejarah-budaya-Suku-Toraja-dan-kebudayaan-adat-istiadat-Suku-Toraja-Sulawesi-SelatanAdat istiadat Suku Toraja Sulawesi Selatan
Sejarah-budaya-Suku-Bugis-dan-kebudayaan-adat-istiadat-Suku-Bugis-Sulawesi-SelatanAdat istiadat Suku Bugis Sulawesi Selatan
Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Jawa-Daerah-Jawa-TengahAdat Istiadat Suku Jawa - Jawa Tengah
Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Sunda-Daerah-Jawa-Barat Adat Istiadat Suku Sunda Jawa Barat
Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Betawi-Daerah-DKI-JakartaAdat Istiadat Suku Betawi DKI Jakarta
Keunikan-Sejarah-Budaya-Adat-Istiadat-Suku-Batak-berasal-dari-Daerah-Sumatera-UtaraAdat Istiadat Suku Batak Sumatera Utara
Sejarah-budaya-Suku-Papua-dan-kebudayaan-adat-istiadat-Suku-Papua-Irian-JayaAdat istiadat Suku Papua Irian Jaya
Sejarah-Adat-Budaya-Suku-Togutil-Halmahera-Maluku-UtaraAdat Budaya Suku Togutil Halmahera Maluku Utara
Keunikan-Sejarah-Adat-Tradisi-Lompat-Batu-Fahombo-Suku-Nias-Sumatera-UtaraAdat Istiadat Suku Nias Sumatera Utara
Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Tradisi-suku-Tengger-Jawa-TimurAdat Istiadat suku Tengger Jawa Timur
Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Asmat-Papua-Irian-Jaya Adat Istiadat Suku Asmat Papua Irian Jaya
Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Amungme-Berasal-dari-PapuaAdat Istiadat Suku Amungme Papua
Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Aneuk-Jamee-Berasal-dari-AcehAdat Istiadat Suku Aneuk Jamee Aceh
Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Ampana-Berasal-dari-Sulawesi-TengahAdat Istiadat Suku Ampana Sulawesi Tengah
Keunikan-Sejarah-budaya-adat-istiadat-Suku-Dayak-berasal-dari-Daerah-KalimantanAdat Istiadat Suku Dayak Kalimantan