Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keunikan Sejarah Adat Istiadat Budaya Suku Ampana Berasal dari Sulawesi Tengah

Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Ampana-Berasal-dari-Sulawesi-Tengah
Keunikan Sejarah Adat Istiadat Budaya Suku Ampana Berasal dari Sulawesi Tengah  Keunikan-Sejarah-Adat-Istiadat-Budaya-Suku-Ampana-Berasal-dari-Sulawesi-Tengah

Adat Istiadat Suku Ampana Sulawesi Tengah - Suku Ampana adalah salah satu suku asli yang tinggal di pedalaman yang terdapat di provinsi Sulawesi Tengah. Pada ekspedisi yang dilakukan oleh Walter Kaudern pada tahun 1917-1920,  menemukan suatu komunitas masyarakat di pedalaman yang bernama suku Ampana atau To Ampana atau Taa. Suku Ampana ini oleh Walter Kaudern dikelompokkan ke dalam rumpun Poso-Toraja, yang mendiami wilayah pesisir pantai sekitar Tanjung Api seperti yang terdapat di kawasan aliran sungai Bongka, nun jauh di kawasan pedalaman timur laut Sulawesi Tengah.

Tidak jauh dari wilayah suku Ampana ini, juga dijumpai suatu komunitas masyarakat di sekitar dan sepanjang Daerah Aliran Sungai Bongka dengan sebutan suku Wana atau To Wana, yang berarti "orang yang memiliki hutan" atau "tinggal di hutan".

Suku Wana ini sebenarnya adalah suatu komunitas yang tidak terlalu berbeda dengan suku Ampana, tapi mereka menyebut diri mereka sebagai To Wana. Mereka tinggal jauh lebih ke pedalaman hutan dan lebih terasing dari suku Ampana.

Bahasa Suku Ampana 

Suku Ampana berbicara dalam bahasa Ampana. Tapi menurut peneliti, bahwa bahasa Ampana ini adalah merupakan dialek Taa, yang merupakan sub-dialek Wana, dan juga sebagai varian dari bahasa Pamona. Antara orang Ampana dan orang Wana, walaupun terdapat perbedaan dalam dialek, tapi di antara mereka bisa saling berkomunikasi dengan baik.

Mata Pencaharian

Suku Ampana telah mengenal beberapa praktek pertanian, sehingga sebagian besar masyarakat suku Ampana hidup sebagai petani, pada berbagai tanaman, mulai dari padi, jagung, ubi dan lain-lain. Selain itu mereka juga memanfaatkan hasil hutan, seperti rotan dan damar.

Wilayah provinsi Sulawesi Tengah sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindi Belanda merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.


Kesenian

Unsur unsur kebudayaan suku ampana lainnya datang dari beberapa alat musik yang dimainkan sebagai pengiring upacara upacara adat. Beberapa alat musik tersebut diantaranya seperti Kakula atau yang disebut juga gulintang dan merupakan sejenis gamelan pentatonis ,Lalove atau nama lainnya serunai, nggeso-nggeso yakni sebuah rebab yang berdawai dua, gimba atau gendang, gamba-gamba atau gamelan datar/kecil, goo atau gong, dan suli atau suling. Kesemua alat tersebut dapat ditemui ketika ada proses upacara adat yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat suku ampana.

Kerajinan tangan

Masyarakat suku amapan juga dikenal memiliki kerajinan rangan berupa kegiatan menenun sarung. Sarung yang disebut sebagai baye saba tersebut ditenun oleh para wanita. Jenis jenis sarung tenun dari suku ampanan memiliki nama nama sendiri tergantung dari daerah asal sarung tersebut. Ada juga salah satu daerah yang berada dalam wilayah suku ampana yang memakai dan memproduksi sendiri sebuah pakanian yang terbuat dari bahan kulit kayu.

Buya atau sarung yang dibuat dan dikenakan oleh masyarakat suku ampana memliki motif yang terpengaruh oleh model eropa dan pengaruh budaya toraja. Masyarakat suku ampana juga memiliki bentuk rumah adat yang sederhana dan hampir sama dengan suku suku lainnya yang juga mendiami sulawesi tengah. Rumah adat traditional tersebut terbuat dari dinding kayu dan beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar saja tanpa adanya sekat sekat yang membagi.

Itulah beberapa contoh kebudayaan dari suku ampana yang dapat dipelajari sebagai bagian dari pemahaman yang lebih mendalam mengenai ilmu seni budaya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bentuk pengetahuan bahwa Indonesia merupakan negara dengan wilayah luas yang memiliki banyak keberagaman dan salah satunya adalah keberagaman budaya melalui suku suku bangsanya.

Kebudayaan Suku Ampana

Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.

Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo.

Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.

Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti tampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa.

 Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.

Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan.

Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.

Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa.

Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat. Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Parang (Guma), Tombak, Sumpit

Demikian Keunikan Sejarah Adat Istiadat Budaya Suku Ampana Berasal dari Sulawesi Tengah , semoga informasi seputar Adat Istiadat Suku Ampana Sulawesi Tengah ini bermanfaat, jangan lupa share di google plus dan berkomentar dan berkunjung kembali

Baca Juga Artikel