Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keunikan Pakaian Baju Adat Ulee Balang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Keunikan-Pakaian-Adat-Ulee-balang-Provinsi-Nanggroe-Aceh-Darusalam
Keunikan Pakaian Baju Adat Ulee Balang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam  Keunikan-Pakaian-Adat-Ulee-balang-Provinsi-Nanggroe-Aceh-Darusalam

Pakaian Adat Aceh-  Propinsi Nangroe Aceh Darusalam dikenal dengan Julukan Serambi Mekah memiliki kebudayaan sangat unik dan beragam mulai dari adat istidat, lagu daerah aceh, Tari-tarian saman aceh sampai pada jenis Baju Busana pakaian adat aceh. Kebudayaan Adat istiadat Aceh Darusalam banyak mendapat pengaruh dari masuknya agama Islam ke aceh lewat Kerajaan samudra pasai. Busana Pakaian budaya daerah aceh menampilkan keunikan tersendiri dengan pernak-pernik corak khas Aceh yang kaya bakal nuansa adat.

Berikut adalah Keunikan Pakaian Adat Ulee balang Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam


Baju Adat tradisional Pria Aceh Linto Baro :

-Pria memakai baju meukasah atau baju jas leher tertutup ada sulaman keemasan menghiasi krah baju. jas ini dilengkapi celana panjang yang disebut cekak musang.

- kain sarung  dilipat di pinggang berkesan gagah. kain sarung ini terbuat dari sutra yang disongket. sebilah rencong atau siwah berkepala emas / perak dan berhiaskan permata diselipkan di ikat pinggang.

- bagian kepala ditutupi kopiah yang populer disebut makutup.
tutup kepala ini dililit oleh tangkulok atau tompok dari emas. tangkulok ini terbuat dari kain tenunan. tompok ialah hiasan bintang persegi 8, bertingkat, dan terbuat dari logam mulia

baju adat  tradisional wanita aceh Dara Baro :

- wanita mengenakan baju kurung berlengan panjang hingga sepinggul. krah bajunya sangat unik menyerupai krah baju khas china.

- celana cekak musang dan sarung (ija pinggang) bercorak yang dilipat sampai lutut. corak pada sarung ini bersulam emas.

- perhiasan yang dipakai : kalung disebut kula. ada pula hiasan lain seperti : gelang tangan, gelang kaki, anting, dan ikat pinggang (pending) berwarna emas.

- bagian rembut ditarik ke atas membentuk sanggul kecil dengan hiasan kecil bercorak bunga

Pada jaman dulu pelapisan terhadap status sosial yang terdapat di masyarakat Aceh, khususnya daerah Aceh Barat telah menyebabkan baju adat Aceh Barat tampil dalam beragam variasi diantaranya adalah pakaian :

1. Ulee Balang, busana untuk para raja beserta keluarganya
2. Ulee Balang busana untuk Cut dan para Ulama
3. Patut-patut (pejabat negara), pakaian untuk para tokoh masyarakat cerdik pandai
4. Rakyat jelata

Baju Meukeusah

Baju meukeusah merupakan baju yang terbuat dari kain sutra yang ditenun dan biasanya mempunyai warna dasar hitam. Warna dasar hitam ini dalam kepercayaan adat Aceh merupakan lambang kebesaran, sehingga baju Meukeusah ini merupakan baju kebesaran adat Aceh.

Pada baju meukeusah ini dapat kita temukan sulaman benang emas yang mirip seperti kerah baju China. Hal ini diperkirakan karena adanya asimilasi budaya Aceh dengan budaya China yang dahulu dibawa oleh para pelaut dan pedagang China.

Celana (Sileuweu)
Sileuweu merupakan celana panjang yang dikenakan oleh pria pada pakaian adat Aceh. Sama halnya seperti baju meukesah, maka celana ini warnanya juga hitam. Celana atau Sileuweu ini terbuat dari kain dengan bahan katun.

Menurut beberapa sumber, celana ini disebut Celana Cekak Musang, yaitu celana khas adat Melayu.

Untuk menambah tingkat kewibawaan, celana cekak musang ini dilengkapi dengan sarung dari kain songket yang berbahan sutra. Kain sarung ini dinamakan Ija Lamgugap, Ija krong, atau ija sangket. Dikenakan dengan cara diikatkan ke pinggang dan panjangnya hanya sebatas lutut saja atau bisa kurang lebih 10 cm di atas lutut.

Tutup Kepala (Meukotop)
Untuk melengkapi pakaian adat Aceh, kepala pria ditutup dengan kopiah bernama Meukeutop. Kopiah ini merupakan salah satu pengaruh budaya Islam dalam adat Aceh.

Meukotop sendiri berbentuk lonjong ke atas dan dilengkapi dengan lilitan Tangkulok, yaitu lilitan yang dibuat dari tenunan sutra dengan hias bintang persegi 8 berbahan bahan emas atau kuningan.

Baju Kurung
Baju kurung merupakan baju atasan untuk wanita dan memiliki lengan panjang. Baju ini mempunyai kerah dan motif yang berupa sulaman benang emas yang khas layaknya baju China.

Kemudian dari segi bentuk, baju ini terbilang besar, longgar, dan panjangnya sampai pinggul. Hal ini bertujuan untuk menutup seluruh aurat termasuk lekuk tubuh si wanita yang memakainya.

Dilihat dari bentuk dan motifnya, maka baju ini merupakan hasil akulturasi antara budaya Melayu, Arab, dan juga Tionghoa.

Celana Cekak Musang
Secara umum, celana yang dipakai pada pakaian adat Aceh baik untuk pria maupun wanita adalah sama saja.

Celana cekak musang ini dilengkapi hiasan dengan melilitkan sarung hingga mencapai lutut. Pada umumnya celana ini sering digunakan pada pertunjukan tari saman.

Penutup Kepala
Pada bagian kepala wanita yang memakai pakaian adat Aceh ini harus ditutupi, karena untuk menutupi rambut yang merupakan aurat pada wanita. Hal ini sesuai dengan julukan serambi Mekkah yang di sandangnya.

Bagian kepala wanita Aceh ditutup dengan menggunakan kerudung dengan bertahtakan bunga-bunga segar yang biasa disebut dengan patham dhoi.

Perhiasan yang dipakai oleh pengantin perempuan sangat bermacam-macam, mulai dari patam dhoe, subang bungong mata uroe, subang pinto aceh, taloe keutab lhee lapeh, simplah, taloe kiieng, keureusang, peuniti, ikay, gleung joroe, euncien pinto aceh, gleueng jaroe pucok reubong, dan gelang kaki.

Senjata Tradisional Aceh

Seperti halnya kebanyakan pakaian adat dari setiap provinsi di Indonesia, maka pakaian adat Aceh juga dilengkapi dengan pemakaian senjata tradisional sebagai pelengkapnya.

Senjata tradisional Aceh ini diberi nama Rencong. Biasanya dipakai dengan cara diselipkan pada lipatan sarung di bagian pinggang, kemudian bagian kepala Rencong dibiarkan menonjol keluar

Busana adat Aceh yang menonjol sekarang ini adalah yang pakaian adat tradisional yang dikenakan pada saat ada upacara adat perkawinan, khususnya karena akibat munculnya kembali apresiasi masyarakat terhadap budaya ash daerah akhir-­akhir ini.

Pada dasarnya pakaian budaya yang dikenakan oleh pria dan wanita aceh mempunyai corak yang sama, perbedaannya terletak pada Pakaian Adat Aceh sisi ragam dan atribut dan simbol-simbol yang dipakai.

Busana tradisional aceh yang menonjol sekarang bisa dilihat pada beberapa upacara perkawinan yang timbul sebagai bentuk penghargaan masyarakat aceh kepada budaya orisinil daerah mereka sendiri Pakaian Adat Riau.

Demikian Keunikan Pakaian Adat Ulee balang Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, semoga informasi seputar Pakaian Adat Ulee balang Aceh ini bermanfaat, jangan lupa share di google plus dan berkomentar 

Baca Juga Pakaian Adat Tradisonal Daerah Lainnya

Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Betawi Provinsi DKI Jakarta
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Sunda Provinsi Jawa Barat
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Provinsi Bali
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Papua Barat Provinsi Papua 
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Melayu Teluk Belanga dan Kebaya Labuh Riau
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Ulee Balang Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Ulos Batak Karo Provinsi Sumatera Utara
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Minangkabau Provinsi Sumatera Barat
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Jawa Provinsi Jawa Tengah 
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Madura Provinsi Jawa Timur
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Ambon Maluku Provinsi Maluku
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Provinsi Kalimantan Barat
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Keunikan Nama Pakaian Adat Tradisional suku sasak, bima, sumawa Provinsi Nusa Tenggara Barat 
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Bengkulu Provinsi Bengkulu
Keunikan Nama Pakaian Baju Adat Tradisional Jambi Provinsi Jambi
Keunikan Nama Pakaian Baju Tradisional Adat Suku Mandar Sulawesi Barat