Keunikan Rumah Adat Tradisional Musalaki Nusa Tenggara Timur NTT
Keunikan Rumah Adat Tradisional Musalaki Nusa Tenggara Timur NTT
Rumah Adat Musalaki NTT - Nusa Tenggara Timur NTT adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat pulau Timor.
Banyak ragam kebudayaan dan wisata yang wajib sobat kunjungi , mulai dari keindahan alam, suku adat istiadat , pakain adat, dan rumah adat khas Nusa Tenggara Timur NTT yang bernama Rumah Adat Musalaki
Rumah Adat Musalaki adalah rumah adat Nusa Tenggara Timur, rumah ini tempat tinggal Lurah, Camat, atau pembesar lainnya. Rumah ini berbentuk panggung, di bawahnya terdapat balai panjang tempat menerima tamu. Tiang-tiangnya berdiri di atas batu besar sehingga tidak perlu ditanam di dalam tanah. Atapnya terbuat dari jerami.
Rumah adat musalaki merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur. mempunyai kemiripan dengan rumah adat daerah tetangganya, yaitu Nusa Tenggara Barat dengan Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana
Ciri khas dari rumah adat ini adalah bentuk dan arsitekturnya menyerupai kerucut. Pada zaman dahulu rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku dan pembesar adat saja. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, rumah adat ini digunakan untuk tempat tinggal masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Strukturnya dikategorikan dalam dua kategori, yaitu: sub-structure (struktur bawah) dan upper-structure (struktur atas). Berikut ini adalah struktur konstruksi bangunan tradisional Musalaki Suku Ende Lio
a. Struktur Bawah Musalaki
1. Struktur Kuwu Lewa (Pondasi) Musalaki
Sub struktur atau struktur bagian bawah bangunan adalah pondasi. Pondasi pada bangunan rumah Musalaki menggunakan batu lonjong yang dipasang berdiri secara vertikal. Pondasi dalam bahasa Ende Lio disebut leke lewu yang berartikan tiang kolom pondasi.
Bentuk dari pondasi rumah Musalaki yang unik yaitu kolom bangunan hanya diletakkan diatas sebuah batu datar yang sudah terbentuk di alam. Tujuan pembuatan pondasi seperti ini adalah untuk menghindari keretakan atau pada kolom bangunan pada saat terjadi gempa, sedangkan bentuk lantai panggung bertujuan untuk memungkinkan sirkulasi udara dari bawah lantai dapat berjalan baik, sehingga kemungkinan terjadi kelembaban pada lantai bangunan Musalaki dapat dihindari.
2. Struktur Maga (Lantai) Musalaki
Lantai rumah tradisional Musalaki dalam bahasa Ende Lio biasa disebut maga yang terbuat dari bilah papan yang disusun sejajar satu arah. Struktur lantai pada Musalaki terdiri dari dua bagian yaitu lantai tenda teo (teras gantung) dan lantai koja ndawa (lantai ruang dalam) yang membedakan keduanya adalah beda tinggi lantai tersebut.
Alasan pembuatan lantai dari bilah papan adalah seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu agar udara yang melewati kolong rumah dapat masuk ke ruang atas, selain itu dengan menggunakan lantai papan, tingkat kelembapan di dalam bangunan tradisional Keda juga akan berkurang, mengingat ketinggian lantai rumah tradisional Keda tidak seperti rumah tradisional lain pada umumnya yaitu berkisar antara 60 – 100 centimeter dari permukaan tanah.
b. Struktur Atas Musalaki
1. Strukur Atas Lantai adalah Wisu (tiang kolom tak berdiding) Musalaki
Pada bangunan tradisional Musalaki struktur atas lantai mempunyai empat buah wisu (tiang kolom) penyangga yang ditopang dari isi ine wawo (balok kayu palang bagian atas) yang memiliki panjang ± 400 cm yang ditopang juga isi mbasi (balok kayu palang bagian bawah) yang panjang ± 450 cm . Bangunan Musalaki tidak mempunyai dinding pembatas ruang. T
inggi masing - masing tiang kolom bangunan Musalaki ± 120 cm dimana bentuk dari kolom berbeda dengan kolom bangunan lainnya. Tiang kolom berbentuk bulat di bagian bawah dan bagian atasnya berbentuk menyerupai sebuah kerucut segi empat. Pada masing – masing kolom mempunyai ciri khas ukiran yang mempunyai filasofi bagi masyarakat Suku Ende Lio khususnya Desa Wolotolo.
Diantara tiang kolom samping kanan dan samping kiri Musalaki terdapat leke raja yaitu satu tiang badan rumah yang panjangnya ± 120 cm, letaknya di bagian tengah yang menghubungkan dengan tiang mangu yang panjangnya ± 450 cm untuk menahan bubungan yang membentuk atap rumah atau ubu yang diikat oleh isi mbasi wawo (balok kayu palang bagian atas) yang memliki panjang ± 650 cm.
Untuk rumah Musalaki tiang leke raja dan tiang mangu menjadi satu tiang dan kayu palang menghubungkan tiang mangu yaitu saka ubu, kedua tiang leke raja ini dipasang dengan menggunakan seremonial adat Suku Ende Lio. Pada tiang leke raja dan mangu mempunyai seni ukiran simbol binatang reptil dan binatang
2. Struktur Atap Musalaki
Struktur rangka atap merupakan struktur bagian atas bangunan Musalaki. Tiang mangu (tiang nok) pada bagian struktur rangka atap Musalaki berfungsi sebagai pembentuk struktur kuda – kuda yang dihubungkan dengan saka ubu (bubungan).
Struktur kuda – kuda pada bagian rangka atap Musalaki disebut jara yang merupakan kayu palang yang menghungkan antara ujung tiang mangu atau leke raja untuk membentuk bubungan atap Musalaki. Pada bagian struktur atap ria terdapat juga pella yang merupakan kayu palang yang membentuk sudut bubungan yang menghubungkan tiang mangu atau leke raja dengan tiang wisu (kolom).
Pada bagian struktur rangka atap terdapat lare serta juga eba (gording) yang terbuat dari bilah bambu yang panjang dan letaknya sejajar dengan gola yang merupakan kayu palang membentuk segi empat persegi sebagai penyanggah kuda – kuda dan pella, jaraknya berdekatan atau disesuaikan dengan Ngu Ki (alang-alang penutup atap). Struktur yang terakhir adalah ate ubu (atap) yang bahannya adalah nao (ijuk) sebagai pengikat dan ki (alang-alang) yang dipasang secara berselang seling dari bawah ke atas.
Bentuk Bangunan Musalaki
Bentuk rumah adat Musalaki persegi empat dengan atap yang menjulang tinggi sebagai simbol kesatuan dengan sang pencipta. Bentuk atap diyakini memiliki bentuk seperti layar perahu sebagaimana diceritakan nenek moyang pertama Suku Ende Lio datang menggunakan perahu. Di puncak bagian atas terdapat dua ornamen yang memiliki simbol yaitu kolo Musalaki (kepala rumah keda) dan kolo ria (kepala rumah besar) dimana diyakini kedua bangunan memiliki hubungan spiritual.
Struktur rumah Musalaki sendiri terbagi 4 bagian utama, yaitu Kuwu Lewa (Pondasi), Maga (Lantai), dan Atap.
a. Kuwu Lewa (pondasi) Kuwu Lewa atau pondasi rumah adat Musalaki terbuat dari batu lonjong yang dipasang vertikal (berdiri). Pandasi batu ini sebetulnya bukanlah pondasi utama.
Rumah adat Musalaki tetap harus ditopang oleh pondasi kayu, sementara pondasi batu hanya dipasang sebagai pencegah rubuhnya rumah bila suatu saat terjadi gempa. Pondasi kayu sendiri selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya lantai juga berfungsi sebagai penyokong rangka atap rumah.
b. Maga (lantai) Karena merupakan rumah dengan struktur panggung, rumah adat Musalaki memiliki lantai gantung yang terbuat dari susunan papan-papan panjang. Papan pada lantai rumah disusun agak jarang untuk menjaga kelembaban dalam rumah.
Susunan papan sendiri dibuat satu arah sehingga tidak menimbulkan bunyi saat dipijak. Tingginya lantai tersebut berkisar antara 60 sd 100 meter dari permukaan tanah. Lantai rumah Musalaki dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan tingginya. Ada lantai teras (tenda teo) yang berada di bagian luar dan lantai koja ndawa (ruang dalam). Lantai tenda teo umumnya lebih tinggi dibandingkan lantai koja ndawa.
c. Atap Salah satu bagian unik dari rumah adat Nusa Tenggara Timur terletak pada struktur atapnya. Atap rumah yang dibuat dari susunan jerami ini bertumpu pada rangka atap yang terdiri dari saka ubu (bubungan), kayu palang, jara (kuda-kuda), dan leka reja.
Rangka tersebut membentuk struktur atap yang kemudian terlihat cukup unik dengan bentuk menjulang tinggi ke atas.
Demikian Keunikan Rumah Adat Tradisional Musalaki Nusa Tenggara Timur , jangan lupa berkomentar dan berkunjung kembali
Banyak ragam kebudayaan dan wisata yang wajib sobat kunjungi , mulai dari keindahan alam, suku adat istiadat , pakain adat, dan rumah adat khas Nusa Tenggara Timur NTT yang bernama Rumah Adat Musalaki
Rumah Adat Musalaki adalah rumah adat Nusa Tenggara Timur, rumah ini tempat tinggal Lurah, Camat, atau pembesar lainnya. Rumah ini berbentuk panggung, di bawahnya terdapat balai panjang tempat menerima tamu. Tiang-tiangnya berdiri di atas batu besar sehingga tidak perlu ditanam di dalam tanah. Atapnya terbuat dari jerami.
Rumah adat musalaki merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur. mempunyai kemiripan dengan rumah adat daerah tetangganya, yaitu Nusa Tenggara Barat dengan Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana
Ciri khas dari rumah adat ini adalah bentuk dan arsitekturnya menyerupai kerucut. Pada zaman dahulu rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku dan pembesar adat saja. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, rumah adat ini digunakan untuk tempat tinggal masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Strukturnya dikategorikan dalam dua kategori, yaitu: sub-structure (struktur bawah) dan upper-structure (struktur atas). Berikut ini adalah struktur konstruksi bangunan tradisional Musalaki Suku Ende Lio
a. Struktur Bawah Musalaki
1. Struktur Kuwu Lewa (Pondasi) Musalaki
Sub struktur atau struktur bagian bawah bangunan adalah pondasi. Pondasi pada bangunan rumah Musalaki menggunakan batu lonjong yang dipasang berdiri secara vertikal. Pondasi dalam bahasa Ende Lio disebut leke lewu yang berartikan tiang kolom pondasi.
Bentuk dari pondasi rumah Musalaki yang unik yaitu kolom bangunan hanya diletakkan diatas sebuah batu datar yang sudah terbentuk di alam. Tujuan pembuatan pondasi seperti ini adalah untuk menghindari keretakan atau pada kolom bangunan pada saat terjadi gempa, sedangkan bentuk lantai panggung bertujuan untuk memungkinkan sirkulasi udara dari bawah lantai dapat berjalan baik, sehingga kemungkinan terjadi kelembaban pada lantai bangunan Musalaki dapat dihindari.
2. Struktur Maga (Lantai) Musalaki
Lantai rumah tradisional Musalaki dalam bahasa Ende Lio biasa disebut maga yang terbuat dari bilah papan yang disusun sejajar satu arah. Struktur lantai pada Musalaki terdiri dari dua bagian yaitu lantai tenda teo (teras gantung) dan lantai koja ndawa (lantai ruang dalam) yang membedakan keduanya adalah beda tinggi lantai tersebut.
Alasan pembuatan lantai dari bilah papan adalah seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu agar udara yang melewati kolong rumah dapat masuk ke ruang atas, selain itu dengan menggunakan lantai papan, tingkat kelembapan di dalam bangunan tradisional Keda juga akan berkurang, mengingat ketinggian lantai rumah tradisional Keda tidak seperti rumah tradisional lain pada umumnya yaitu berkisar antara 60 – 100 centimeter dari permukaan tanah.
b. Struktur Atas Musalaki
1. Strukur Atas Lantai adalah Wisu (tiang kolom tak berdiding) Musalaki
Pada bangunan tradisional Musalaki struktur atas lantai mempunyai empat buah wisu (tiang kolom) penyangga yang ditopang dari isi ine wawo (balok kayu palang bagian atas) yang memiliki panjang ± 400 cm yang ditopang juga isi mbasi (balok kayu palang bagian bawah) yang panjang ± 450 cm . Bangunan Musalaki tidak mempunyai dinding pembatas ruang. T
inggi masing - masing tiang kolom bangunan Musalaki ± 120 cm dimana bentuk dari kolom berbeda dengan kolom bangunan lainnya. Tiang kolom berbentuk bulat di bagian bawah dan bagian atasnya berbentuk menyerupai sebuah kerucut segi empat. Pada masing – masing kolom mempunyai ciri khas ukiran yang mempunyai filasofi bagi masyarakat Suku Ende Lio khususnya Desa Wolotolo.
Diantara tiang kolom samping kanan dan samping kiri Musalaki terdapat leke raja yaitu satu tiang badan rumah yang panjangnya ± 120 cm, letaknya di bagian tengah yang menghubungkan dengan tiang mangu yang panjangnya ± 450 cm untuk menahan bubungan yang membentuk atap rumah atau ubu yang diikat oleh isi mbasi wawo (balok kayu palang bagian atas) yang memliki panjang ± 650 cm.
Untuk rumah Musalaki tiang leke raja dan tiang mangu menjadi satu tiang dan kayu palang menghubungkan tiang mangu yaitu saka ubu, kedua tiang leke raja ini dipasang dengan menggunakan seremonial adat Suku Ende Lio. Pada tiang leke raja dan mangu mempunyai seni ukiran simbol binatang reptil dan binatang
2. Struktur Atap Musalaki
Struktur rangka atap merupakan struktur bagian atas bangunan Musalaki. Tiang mangu (tiang nok) pada bagian struktur rangka atap Musalaki berfungsi sebagai pembentuk struktur kuda – kuda yang dihubungkan dengan saka ubu (bubungan).
Struktur kuda – kuda pada bagian rangka atap Musalaki disebut jara yang merupakan kayu palang yang menghungkan antara ujung tiang mangu atau leke raja untuk membentuk bubungan atap Musalaki. Pada bagian struktur atap ria terdapat juga pella yang merupakan kayu palang yang membentuk sudut bubungan yang menghubungkan tiang mangu atau leke raja dengan tiang wisu (kolom).
Pada bagian struktur rangka atap terdapat lare serta juga eba (gording) yang terbuat dari bilah bambu yang panjang dan letaknya sejajar dengan gola yang merupakan kayu palang membentuk segi empat persegi sebagai penyanggah kuda – kuda dan pella, jaraknya berdekatan atau disesuaikan dengan Ngu Ki (alang-alang penutup atap). Struktur yang terakhir adalah ate ubu (atap) yang bahannya adalah nao (ijuk) sebagai pengikat dan ki (alang-alang) yang dipasang secara berselang seling dari bawah ke atas.
Bentuk Bangunan Musalaki
Bentuk rumah adat Musalaki persegi empat dengan atap yang menjulang tinggi sebagai simbol kesatuan dengan sang pencipta. Bentuk atap diyakini memiliki bentuk seperti layar perahu sebagaimana diceritakan nenek moyang pertama Suku Ende Lio datang menggunakan perahu. Di puncak bagian atas terdapat dua ornamen yang memiliki simbol yaitu kolo Musalaki (kepala rumah keda) dan kolo ria (kepala rumah besar) dimana diyakini kedua bangunan memiliki hubungan spiritual.
Struktur rumah Musalaki sendiri terbagi 4 bagian utama, yaitu Kuwu Lewa (Pondasi), Maga (Lantai), dan Atap.
a. Kuwu Lewa (pondasi) Kuwu Lewa atau pondasi rumah adat Musalaki terbuat dari batu lonjong yang dipasang vertikal (berdiri). Pandasi batu ini sebetulnya bukanlah pondasi utama.
Rumah adat Musalaki tetap harus ditopang oleh pondasi kayu, sementara pondasi batu hanya dipasang sebagai pencegah rubuhnya rumah bila suatu saat terjadi gempa. Pondasi kayu sendiri selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya lantai juga berfungsi sebagai penyokong rangka atap rumah.
b. Maga (lantai) Karena merupakan rumah dengan struktur panggung, rumah adat Musalaki memiliki lantai gantung yang terbuat dari susunan papan-papan panjang. Papan pada lantai rumah disusun agak jarang untuk menjaga kelembaban dalam rumah.
Susunan papan sendiri dibuat satu arah sehingga tidak menimbulkan bunyi saat dipijak. Tingginya lantai tersebut berkisar antara 60 sd 100 meter dari permukaan tanah. Lantai rumah Musalaki dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan tingginya. Ada lantai teras (tenda teo) yang berada di bagian luar dan lantai koja ndawa (ruang dalam). Lantai tenda teo umumnya lebih tinggi dibandingkan lantai koja ndawa.
c. Atap Salah satu bagian unik dari rumah adat Nusa Tenggara Timur terletak pada struktur atapnya. Atap rumah yang dibuat dari susunan jerami ini bertumpu pada rangka atap yang terdiri dari saka ubu (bubungan), kayu palang, jara (kuda-kuda), dan leka reja.
Rangka tersebut membentuk struktur atap yang kemudian terlihat cukup unik dengan bentuk menjulang tinggi ke atas.
Demikian Keunikan Rumah Adat Tradisional Musalaki Nusa Tenggara Timur , jangan lupa berkomentar dan berkunjung kembali